![]() |
Lelaki duduk baselo dalam acara adat |
Hai Baseloners, mengingat kembali salah satu bagian dari Gaya Hidup di salah satu daerah di Indonesia yuks. Tepatnya tradisi atau budaya duduk baselo dalam kegiatan adat di tengah masayarakat Minangkabau di Sumatera Barat Sana.
Duduk Baselo atau dalam bahasa Indonesia 'Duduk Bersila' itu kayak sebuah pakem tak tertulis yang sering dilakukan oleh kaum laki-laki di tengah masyarakat Minangkabau, baik pada acara adat resmi ataupun non formal.
Contoh kegiatan adat yang kaum laki-lakinya duduk baselo adalahl dalam acara prosesi pengangkatan Datuak, acara pernikahan ketika prosesi ijab kabul jika dilakukan di rumah, acara mufakat kaum dalam korong, acara makan bersama (jamuan), hingga kegiatan sehari-hari seperti mengaji di surau.
Duduk bersila mah umum aja, nggak ada istimewanya juga, di beberapa daerah juga sering melihat orang-orang duduk bersila.
Jangan negatif thinking dulu Kawans, ini para lelakinya duduk baselo dalam bagian kegiatan acara penting dalam budaya daerah di sana lho.
Berdasarkan pengalaman saya ketika melihat kegiatan yang dilakukan dengan duduk baselo, dibandingkan sebuah kegiatan dengan duduk di kursi, boleh dibilang makna acara dengan duduk baselo lebih terasa nyampai dari hati ke hati setiap yang hadir.
Sebab, ketika duduk baselo, sikap tubuh harus dijaga, nggak ada tuh kalo pegal kaki bisa selonjor, badan nyender, atau tangan diangkat dan lainnya. Adab duduk harus dijaga banget, jadinya setiap yang hadir lebih fokus mendengar pembicaraan.
Pokok e selama duduk baselo maka posisi tubuh kudu dijaga, urusan pegal, garuk-garuk kapala nggak jelas, ngantuk, sebisa mungkin diminimalisir.
Cara Duduk Baselo dalam Budaya Minangkabau
Duduk baselo merupakan duduk bersila di atas tikar. Jika pada acara resmi, seperti pada acara pengakatan Datuak, atau acara pernikahan, maka lelaki yang menjadi bintangnya acara dan beberapa pendampingnya, mereka duduk bersilanya bukan hanya di atas tikar atau karpet biasa, tetapi dibuatkan tempat agak spesial..
Bintangnya acara akan duduk baselo di atas tikar yang sudah dikasih kasur yang ditutup dengan permadani atau alas yang pantas.
Cara duduk baselo yang dianggap sesuai dengan adab adalah kedua kaki dilipat rapi, lutut tidak boleh ditegakkan, telapak kaki jangan sampai terlihat, posisi punggung lurus, jangan membungkuk.
Posisi punggung lurus alias tidak membungkuk tujuannya untuk menghindari kerusakan tulang punggung, juga agar duduk tahan lebih lama.
Bagaimana jika kaki terasa pegal, sedangkan acara belum selesai? Bisa dengan mengganti posisi kaki baselonya, apabila duduk awal posisi kaki kiri yang di atas, maka dapat ditukar dengan kaki kanan yang di atas, dan sebaliknya.
Etiket saat Duduk Baselo
Duduk baselo tidak bisa dilakukan asal duduk melipatkan kaki, tetapi ada tata krama tak tertulis yang harus diikuti, atau bahasa kerennya basic manners (etiket), di antaranya:
- Telapak Kaki Jangan Terlihat
Duduk bersila dengan menunjukkan telapak kaki dianggap kurang sopan, oleh sebab itu, ketika duduk baselo usahakan telapak kaki tidak terlihat.
- Jaga Pandangan Mata dan Gestur Tubuh
Walau duduk baselo bersama dengan banyak orang, tetap jaga pandangan mata agar selalu sopan.
Sebab, dari pandangan mata bisa terbaca apa yang ada dalam pikiran, jangan sampai terbaca kesan angkuh, pongah, atau merasa nggak selevel sebenarnya duduk baselo di sebelah seseorang, apalagi jika ditambah oleh gestur tubuh yang kurang baik.
- Jaga Kesopanan Saat Berbicara
Sama dengan aturan duduk bersama pada umumnya, hanya saja saat duduk baselo kan duduknya bersisian dengan orang lain, maka saat berbicara dengan orang lain sikap harus dijaga, jangan sampai menganggap orang di samping nggak ada alias diabaikan hanya karena ingin berbicara dengan orang yang jarak duduknya agak jauh.
Tujuan dan Manfaat Duduk Baselo
Zaman sudah canggih, banyak kursi yang tersedia untuk berbagai acara dan kegiatan, kenapa masih memilih membiasakan tradisi duduk baselo?
Eits, LaBaseloners harus tau, ada tujuan dan makna serta manfaat dari duduk bersila tersebut lho, di antaranya:
- Penghormatan dan Kesopanan
Duduk baselo merupakan sebuah bentuk kesopanan dan penghormatan pada sesepuh yang lebih tua, terutama dalam acara adat. Peserta nggak bisa 'kabur' sesuka hati meninggalkan acara.
Selain itu juga untuk menerapkan pepatah 'duduak samo randah tagak samo tinggi', manusia itu sama kedudukannya, tetapi tetap ada aturan yang harus dipatuhi dalam berinteraksi sosial dengan sesama.
Posisi duduk baselo juga menunjukkan rasa hormat serta kesediaan untuk mendengarkan dengan seksama, sebab duduk baselo mau tidak mau kita harus fokus menjaga keseimbangan badan. Kan nggak lucu kalau ngantuk saat mendengar pembicaraan badan auto oleng sebab duduknya tidak nyender ke dinding.
- Sikap Disiplin dan Daya Tahan Tubuh yang baik
Duduk baselo dengan posisi pinggang lurus dan kaki dilipat yang dilakukan secara teratur, maka dapat mencerminkan sikap disilin dan ketahanan fisik serta mental yang melakukannya.
Posisi duduk baselo yang benar dapat melatih tubuh untuk tetap tegak serta fokus dalam waktu yang lama.
- Menyehatkan
Walau acara memakan waktu yang lama, tapi dengan duduk baselo dengan punggung yang tetap lurus dan tidak membungkuk, maka posisi ini dapat mencegah masalah tulang punggung dan membuat postur tubuh jadi baik.
Posisi duduk baselo juga membantu rentang gerak pinggul, punggung bawah, dan lutut, sehingga posisi duduk baselo dapat memperkuat otot-otot tubuh bagian bawah, seperti otot perut, membantu mobilitas dan kelenturan.
Percayalah, mereka yang tidak terbiasa duduk bersila, walau usia masih sangat muda, maka agak akan kesulitan menekuk kedua kaki, karena otot yang kaku.
Penutup
Duduk baselo atau duduk bersila dalam tradisi masyarakat Minangkabau bukan hanya sekedar posisi duduk bagi laki-laki saat berinteraksi dengan laki-laki lainnya dalam acara adat, tapi ada nilai yang dijunjung dan faktor kesehatan yang menyertainya.
Duduk baselo dalam kegiatan rapat korong, atau acara bajamba alias makan bersama, bukan hanya sekedar menjaga tradisi, tetapi mengajarkan banyak hal pada generasi muda dari tetua.
Apakah LaBaseloners ada yang sudah pernah mengikuti kegiatan yang mengharuskan pesertanya duduk baselo dari awal hingga acara usai? Bagaimana dampaknya pada tubuh setelahnya?
Salam mengingat #Budaya daerah dari LaBaselo blog, semoga yang baik-baik akan selalu menjadi bagian dari gaya hidup atau Lifestyle yang memberikan dampak baik dalam kegiatan bersosial di tengah masyarakat.
Komentar
Posting Komentar